Pages

KASIH SAYANG

KASIH SAYANG
Ditulis Oleh: Misbah


Sering kita merasa prustasi dan berputus asa ketika menghadapi suatu persoalan, berusaha sekuat tenaga berdoa sekhusu mungkin untuk bisa mencapai yang diharapkan.
Tapi doa tinggal doa, usaha tinggal usaha keadaan masih belum berubah, sering kita bertanya dimana kasih sayang Allah kepada kita? padahal sesuai dengan janjinya "berdoalah kamu, niscaya akan kukabulkan". 
Disini lah letak pangkal masalah yang banyak orang belum bisa mengungkapnya, kebanyakan hanya bisa mengeluh dan memvonis Jika Allah tidak sayang pada kita, padahal perlu diingat Kasih Sayang Allah bukan hanya terletak pada pemberianNYA saja, tetapi Kasih Sayang Allah ada di dalam penundaan pengabulan doa kita yang dimintakan, seperti halnya seorang ibu yang menolak permintaan anaknya untuk dibelikan petasan, sang ibu bukannya tidak sayang pada si anak tapi justru dengan penolakannya ia  menunjukan betapa sayangnya ia pada si anak.

JANGAN TAKUT UNTUK JUJUR

JANGAN TAKUT UNTUK JUJUR
Ditulis Oleh: Misbah
Suatu ketika saya membelikan anak suatu mainan yang lumayan mahal, dengan sangat gembira ia menunjukan mainan tersebut kepada kawan kawannya, sepulangnya ke rumah mainan tersebut rusak, saya sempat merasa kesal. Tetapi setelah dia becerita penyebab mainan tersebut rusak dikarenakan terjatuh oleh dia sendiri dan dia mengakui apa adanya serta meminta maaf, saya jadi luluh dengan kejujurannya.
Sering kali kita menemukan dalam kehidupan sehari hari selalu banyak yang kurang jantan mengakui kesalahan dan dengan gentle meminta maaf, sehingga berusaha mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahannya. Kejujuran diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan inpormasi apa adanya sesuai dengan kenyataan yang terjadi, dan kejujuran harus mulai ditanamkan sejak awal dan dalam segala aspek kehidupan.
Kejujuran merupakan faktor penting bagi seorang manusia. Kejujuran tidak bisa dinilai dengan apapun. Tetapi saat ini orang orang yang berani berkata jujur, berani memegang aturan apa adanya sangat sulit untuk bisa berkembang. Ketidak jujuran sudah menjalar ke semua sendi kehidupan masyarakat, dari mulai tukang beca sampai pejabat. Orang sudah tidak memperdulikan dengan aturan, tidak memperdulikan dengan syari'ah yang seharusnya selalu jadi tuntunan.Sekarang lebih dihargai orang yang berduit tidak peduli akhlaknya seperti apa dari pada orang punya kejujuran, orang yang jujur selalu dibatasi ruang geraknya supaya tidak bisa mengemukakan kebenaran dan informasi yang sebenarnya terjadi, orang yang jujur selalu diberangus, dipenjara, bahkan tidak sedikit yang sampai dilenyapkan dari muka bumi.
Bahayanya penyakit kemunapikan (tidak jujur) sangat lah besar, sebab dalam sejarah Rasul pun pernah kalah dalam perang Uhud yang disebabkan oleh sikap orang orang munapik yang tidak mematuhi perintah Rasul dan tergiur oleh harta rampasan perang yang tidak seberapa, sehingga akhirnya dikalahkan oleh Tentara kaum kafir. Ketidak jujuran bisa mengerogoti semua sendi aspek kehidupan berbangsa,bisa menimbulkan korupsi dimana mana, menimbulkan Kolusi dan Nepotisme, yang pada akhirnya bisa membawa kehancuran bagi bangsa dan negara tercinta.
Tetapi dengan semangat untuk menegakan kebenaran dan menunjukan pada dunia bahwa dengan kejujuran tidak akan jatuh pada jurang kemiskinan, dengan kejujuran tidak akan menjadi penghambat bagi perkembangan seseorang dan yakin akan pertolongan Allah Swt. marilah kita selalu berusaha jujur dalam berbagai sendi kehidupan, jujur dalam berpikir, jujur dalam berkata serta jujur dalam bertindak dengan memegang aturan apa adanya tidak tergiur dengan iming iming dunia yang tidak seberapa, dan mau untuk berkata yang sebenarnya terjadi….!, Jangan pernah takut untuk menghadapi kenyataan yang terjadi….jika itu BENAR..!!!”. Yakin Allah beserta Orang yang JUJUR.

SUMPAH JABATAN

SUMPAH JABATAN
Ditulis Oleh: Misbah

“Demi Allah ! Saya bersumpah:
Ø  Bahwa saya, untuk diangkat dalam jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung, dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan memberi  sesuatu kepada siapapun juga;
Ø  Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
Ø  Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;
Ø  Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dan dari siapapun juga, yang saya tahu atau patut dapat mengira, bahwa ia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;
Ø  Bahwa saya dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa akan lebih mementingkan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri atau golongan;
Ø  Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri;
Ø  Bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara”.

Itulah kata kata sumpah yang wajib diucapkan seorang PNS ketika menduduki suatu jabatan dan sumpah tersebut diucapkan di depan atasan yang berwenang untuk mengambil sumpahnya, dilakukan dengan cara didampingi oleh seorang rohaniwan dan disaksikan sekurang kurangnya dua orang saksi.
Pejabat yang mengambil sumpah/janji mengucapkan susunan kata-kata sumpah kalimat-kalimat dan diikuti oleh Pegawai Negeri Sipil yang mengangkat sumpah/janji. Pada waktu pengucapan sumpah semua hadirin dalam upacara itu berdiri.
Dilihat dari kata –kata dan tata cara pengambilan sumpah jabatan tergambar betapa penting dan sakralnya sumpah yang diucapkan oleh pejabat yang diambil sumpah/janjinya. Diawali dengan ucapan “Demi Allah” untuk penganut agama Islam, diakhiri dengan ucapan “Semoga Tuhan menolong soya”, untuk penganut agama Kristen Protestan/Katolik, diawali dengan ucapan “Om Atah Parama Wisesa”, untuk penganut agama Hindu, diawali dengan ucapan “Demi Sang Hyang Adi Budha”, untuk penganut agama Budha.
Bagi kita sebagai umat Islam kata kata yang dimulai dengan Demi Allah adalah suatu janji yang tertinggi dan tidak boleh dilanggar, Bersumpah untuk kepentingan sesuatu yang disyari’atkan dalam Islam. Allah SWT berfirman, ”Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun“. (QS. Al-Baqarah [2]: 225). Oleh karena itu bagi yang telah bersumpah atas nama Allah untuk sesuatu, al-Quran menyerukan agar memelihara sumpah itu “Dan jagalah sumpahmu” (QS.Al-Maidah: 89).
Kalau kita perhatikan poin demi poin dalam sumpah jabatan yang diucapkan oleh seorang pejabat pada awal menduduki jabatannya, dan apabila sumpah tersebut diemplementasikan dalam masa mengemban amanah dalam jabatannya,  sangatlah ideal untuk menjadi seorang pejabat yang diharapkan untuk membawa perubahan untuk negeri ini, supaya bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tetapi banyak yang menganggap sumpah tersebut hanya sebagai seremonial dalam mengawali suatu jabatannya, sehingga setelah sumpah diucapkan semua berlalu bagaikan debu yang ditiup angin tidak berbekas dan tidak bisa mewarnai dalam keseharian dalam masa mengemban amanahnya. Sangat banyak poin yang rentan untuk dilanggar dalam sumpah yang diucapkan, poin yang pertama yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan jabatan tersebut dengan diawali dengan Demi Allah ia menyatakan tidak menjanjikan sesuatu apapun juga kepada siapapun baik secara langsung maupun tidak langsung, ini jelas sangatlah rentan untuk dilanggar, sebab untuk mendapatkan suatu jabatan tidak sedikit orang yang grasak grusuk kesana kemari yang terkadang menghalalkan segala cara (menyuap) untuk mendapatkannya.
Poin keempat yang meyatakan selama memangku jabatan yang dimaksud orang yang diambil sumpahnya menyatakan: Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dan dari siapapun juga, yang saya tahu atau patut dapat mengira, bahwa ia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya; Kalau saja semua menjalankan poin ini niscaya semua praktek suap akan musnah dari muka birokrasi Negara kita tercinta. Tapi sayang masih banyak yang lupa pada poin sumpah ini.
Dalam poin kelima yang menyatakan: Bahwa saya dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa akan lebih mementingkan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri atau golongan; mementingkan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan sangatlah mulia, dengan sikap seperti itu akan tercipta suatu birokrasi yang bersih, seperti halnya ketika seleksi awal untuk menjadi seorang PNS, dengan system seleksi yang jujur dan adil pastinya akan menghasilkan generasi Abdi Negara yang bersih dan terbebas dari KKN, tapi pada kenyataannya masih banyak yang mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya, tak peduli kualitasnya seperti apa kalau ada ikatan saudara atau kedaerahan plus uang pelicin dijamin bisa lulus jadi PNS, sekalipun praktek seperti ini sekarang sudah sangat terbatas ruang geraknya, dan kita semua berharap praktik seperti ini musnah dari muka bumi.
Pada poin ketujuh menyatakan : Bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara” Pejabat dan pegawai yang jujur merupakan pondasi utama bagi menciptakan pemerintahan yang bersih, sebab kejujuran adalah modal utama dalam melakukan segala hal, kejujuran datangnya dari hati, ia akan senantiasa melakukan segala sesuatu dengan rasa tanggungjawab yang tinggi, tidak peduli ada atau tidak adanya peluang untuk berbuat curang. Bekerja dengan semangat untuk kepentingan Negara sekarang ini sudah banyak yang dirubah menjadi bekerja dengan semangat untuk kepantingan uang dan uang sehingga dalam melakukan segala sesuatu selalu money oriented, segala diukur dari besar kecilnya upah yang diterima, dalam melakukan tugas selalu dilihat ada atau tidaknya profhit yang bisa diterima.

Bagi PNS atau pejabat yang telah diambil sumpahnya dan kemudian dia melanggar sumpahnya tentu ada konsekwensi yang harus diterimanya. Dari mulai pemberhentian baik secara hormat atau tidak hormat sampai pada kurungan penjara, itu baru hukuman di dunia belum lagi hukuman di akhirat yang akan diterima bagi pelanggar sumpah. Oleh sebab itu jangan lah mencoba mempermainkan sumpah yang telah diucapkan.
Semoga kita semua yang telah mengucapkan sumpah kembali bisa merefresh semangat dan spirit yang terkandung dalam sumpah yang diucapkan, kita juga senantiasa sadar bahwa di dalam sumpah ada tugas yang harus ditunaikan, dan dalam tunjangan jabatan yang diterima ada amanah yang harus dipertanggung jawabkan. 

SENYUM

Sahabat..ketika kepasrahan jiwa kita telah mencapai titik tertinggi, semuanya sudah dipasrahken kepada Allah, keyakinan akan pertolongan Allah yang telah bulat, keyakinan yang mantap bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan, maka tersenyumlah, lapangkanlah dada kita, lepaskan semua beban pikiran.

Sesungguhnya senyuman akan sangat bermanfaat bagi kita, senyuman yang muncul karena kepasrahan, senyuman yang dilakukan dengan keikhlasan, ketundukan dan keyakinan yang mantap akan pertolongan dari Allah akan membantu kita untuk menikmati hidup ini.

Sungguh dahsyatnya efek dari senyuman itu, senyum tanda ketentraman jiwa, senyum tanda optimisme, senyum tanda kebahagiaan. Apa gunanya kita bermuram durja, apa gunanya kita cemberut, bermuka masam sambil terus menerus menyesali, meratapi ujian atau cobaan yang menghampiri kita, bukankah dengan seperti itu akan malah menguras tenaga kita, pikiran kita, jiwa-jiwa kita menjadi galau, pikiran kita menjadi kacau dan cuma lelah, lelah dan lelah yang kita dapat, dan akan merusak badan serta pikiran kita. Alangkah ruginya kita ketika kita terlalu mendramatisir kesulitan yang kita hadapi. Kesulitan yang sebenarnya hanya ringan menjadi berat dan menghimpit karena kita terlalu mendramatisirnya serta mengannggapnya sulit, energi kita terkuras untuk mengangkat beban yang sebenarnya ringan.

Alangkah indahnya ketika kita mampu menghadapi segala kesulitan dan cobaan itu dengan tersenyum, dengan lapang dada dan jiwa yang ikhlas, karena jiwa seseorang yang murah senyum akan memacu diri kita untuk dapat menikmati kesulitan, akan mampu mendorong otak kita berpikir jernih untuk menyelesaikan permasalahan. Senyuman akan mampu menjaga stock energy positif kita agar tidak habis terkuras untuk menghadapi permasalahan, karena sesungguhnya ujian dan cobaan itu adalah sebuah keniscayaan. Sahabat..simpanlah energy yang tersisa itu, hematlah dia agar kita mampu bertahan dalam menjalani perjalanan-perjalanan hidup kita.

Sahabat, tersenyumlah karena orang yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi orang yang paling mampu berbuat, orang yang sanggup memikul tanggung jawab, orang yang paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan, serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Sahabat tebarkanlah juga senyummu untuk saudaramu, karena senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. Berikanlah sebuah senyum yang penuh ketulusan, senyum yang benar-benar timbul dari hati kita. Seberat apapun permasalahan yang kita hadapi, maka tetaplah tersenyum, tetaplah tebarkan senyummu karena senyummu itu adalah obat dari kesedihanmu. Tertawalah dan tersenyumlah dengan wajar, dengan ketulusan, bukan tertawa dan tersenyum tanda kesinisan. Tertawa dan tersenyumlah sesuai kewajaran dan jangan berlebihan karena terlalu banyak tertawa juga akan mematikan hati.

Sahabat…yakinlah bahwa kemudahan itu pasti akan datang, tersenyumlah karena itu adalah tanda keceriaan, ujung rasa suka cita serta kegembiraan. Tersenyumlah, karena senyummu adalah kekuatanmu, dan tersenyumlah karena harapan itu masih ada. Selama kita masih diberi kekuatan untuk bernapas masih ada harapan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi. Maka …TERSENYUMLAH…

Hikmah Kematian

Sebuah Karya dari Harun Yahya.



Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.