Pages

Anganku

Merindukanmu membuatku tak berdaya

Akankah kau rasakan resahku??

Lincah menari dikalbuku

Seakan tak mau lepas memelukku

Debaranku....


Sisihkan hatimu hanya untukku


Agar bisa kau rasakan disetiap nafasku

Aku hanya inginkanmu.

Getaranku....
Lama membekap di hatiku
Tak bisa kuhentikan semua 
Selalu dan selalu dirimu dalam angan dan bayanganku
      ~~ i miss you~~





DAPATKAH ????

Dapatkah aku memelukmu erat-erat?
Melepaskan dahaga rindu yang lama tertanam di kalbu
Yang selama ini kucitrakan hanya sebatas angan-angan,
Diantara sepi temaram malam,
Atau saat gundah menaungi hati nan resah...
Merengkuh dirimu dalam mimpi...

Bolehkah aku menatap matamu lekat-lekat?
Sepasang binar mata yang membuatku jatuh hati padamu
Keindahan yang ronanya mampu menyatukan rasa dalam hatiku
Menghangatkan kebekuan sukma,
Membuatku semakin terpuruk,
Dalam kasmaran...

Dapatkah aku memilikimu?
Karena bagiku, kamu, adalah pelangi hatiku
Karena hadirmu, menuntunku pada aral baru kehidupan
Karena kasihmu, resahku tak lagi merajuk...
Karena tawa candamu, menghela kepedihan yang kurasa...
Karena tanpamu, keceriaan wajahku hanyalah kepalsuan
Kamu... lukiskan elok gairah kehidupan,
Tanpa aku merasa perlu, terhempas oleh keraguan....

Dapatkah?
Mungkinkah?
Engkau menjadi belahan hatiku... selamanya...

Setahun Yang Lalu.

Datang sudah hari ini..
Hari pertama setahun yang lalu mengenal tempat baru..
Rasa gembira dan sedih bersatu padu..

Hari ini aku mengenang kembali..
Kerikil kerikil tajam yang memperkaya arti hidupku..
Manisnya madu kehidupan yang membuatku tersenyum lepas..

Akhirnya aku tahu,..
Bahwa dalam cerita hidup ada manis dan pahit..
Ada juga penolakan dan penerimaan..

Akhirnya aku belajar..
Menerima dengan seluas hatiku..
Membuatku lebih bahagia dan lebih menghargai hidup..

Seiring berjalannya waktu..
Kuberharap bisa memberikan sesuatu..
Demi tugas dan sumpah jabatanku..

Sahabat

SAHABAT

Sahabatku adalah matahari
Yang selalu setia menyinari 
Memberikan kehangatan
Dan kehidupan di hati.

Sahabatku adalah Mata Air dari Telaga sejuk
Yang membasahi bumi
Dan menumbuhkan kehidupan
Serta memberikan kesejukan di hati

Sahabatku adalah Pohon yang rindang dengan berjuta cabang
Yang bisa memberikan keteduhan hati yang gersang
Memberikan Bunga dan buah yang harum
Dan selalu setia dalam hujan dan terik mentari.

Sahabatku adalah Bintang gemintang
Yang berkilauan di malam sunyi
Memberikan hiburan 
Untuk rembulan yang sedang sepi.

Puisi

SEPARUH HATI
Ketika rasa takut menghantui
Seakan mau putus asa
Kugenggam perasaanku erat erat
Dan kuyakinkan hatiku bulat bulat
Ku kan setia menunggumu
Supaya semua berkembang di hati
Cinta putihku tumbuh mewangi
Membuat bahagia dihati
Walau tak bisa memiliki.

Ku meminta separuh hatimu,
Bukan untuk aku sakiti,
Bukan untuk aku khianati,
dan
bukan untuk aku lukai.
...Tapi,,
untuk kumiliki,
untuk kucintai,
dan
untuk kusayangi.
 
 
SEPI
Terik mentari di siang hari,,
Menghibur jiwa yang sunyi.
Cahanya menyinari hati,,
Berusaha temukan sebuah arti.
 
Tuhan,,
Kuberharap dia bisa menjaga diri,
Agar bisa kembali menghibur jiwaku yang sunyi..
Membangunkan jiwa yang sepi,
Dan
Kembali menerangi suasana hari.
 


Ngantos Wartos

Nangtung sisi lamping nulungkawing
Ngantos wartos ti salira
Naha salira bet sulaya.
Udar tina tali janji.


Leunpang nyorangan nuturkeun lamunan.
Nyawang anjeun..
Anu lawas teu patepang
Naha anjeun dimana ayeuna.


Lamun ajeun gaduh waktos 
Urang silih tomplokeun rundayan katineung
Bongan anjeun mawa eurih 
Anu ngageuri kana ati


Duh gusti..
Ieu kuring  keur tunggara
Hati hese diubaranana
Sok sieun manehna sulaya.




CINTA, ASIH JEUNG SONO


Ari cinta teh rasa..
Teu bisa diraba kupanca indera
Teu katebak iraha datangna
Ukur hate nupercaya


Asih teh cai..
Ngubaran halabhabna hate
Matak tiis kana ati
Matak jagjag kana raga.


Sono teh seuneu..
ngaduruk akal jeung pikiran
Moal aya anu bisa ngahalangan
Lamun sono geus ngancik dina ati.

JUNJUNAN

junjunan…
upami salira ngintun wartos .. sok aya.. peraosan nu nambih…
nambih nyaah.. nambih sono.. nambih mikatresna..
duh panutan hate
iraha tiasa patepang..
tiasa nyarios..seueur..
tiasa silih pihapekeun rasa anu tos lami teu dugi
..
duh.. junjunan…
ieu hate moal kamana-mana
moal bakal nyapirakeun..
kana katresna anu kantos dititipkeun ku salira ..
jungjunan…
rasa sono …
rasa yaah …
katrensna anu beuki dieu beuki tamplok kasalira..
moal aya tandinganna..
moal aya babandingannana
..
ningali salira nu tos lami teu katingal dedeganana..
nu tos lami teu karaos asihna..
nu tos lami diimpen-impen…
disapirakeun ..
dikantunkeun..
duh..
jungjunan hate..
..punten..
tos lami ieu hate teu ngartos kana kaayaan ati salira..
..
(***lembang mangsa carangcang tihang)

LIBUR

Perjalanan hidup yang sangat melelahkan, ya sangat melelahkan, dengan berbagai problematika yang terjadi. Betapa tidak ketika idealisme yang kita punya harus berhadapan dengan realita yang berbagai corak dan warnanya, bukan hanya masalah halal dan haram saja, juga supaya kita tidak terperdaya dan tergiur oleh indahnya dunia yang sangat menggoda.
Ketika idealisme kita memerintahkan untuk diam disaat orang lain ramai berbicara dengan berbagai retorikanya dan kemampuan bahasanya untuk melegitimasi apa yang diperbuatnya, di saat harus mengatakan “tidak” di hadapan mereka semua yang berkata “iya”. Idealisme kita menyuruh untuk hanya tersenyum untuk menghadapi cemoohan dan caci maki dari mereka yang tidak setuju dengan apa yang dilakukan dan diputuskan. Yang bisa dilakukan hanyalah membaca pikiran di balik pikiran.
Tapi terkadang idealisme kita juga tergeser secara tidak sadar terbawa arus pikiran orang orang yang ada di sekeliling yang telah banyak mempengaruhi pikiran kita dengan setiap hari berinteraksi dan mendengar berbagai macam alas an untuk pembenaran apa yang mereka lakukan. Belum lagi kondisi jiwa kita yang terus bergejolak mempengaruhi pikiran kita. Pikiran-pikiran itu selalu datang silih berganti tanpa kenal henti seiring dengan perjalanan hidup ini.
Memang itu sudah menjadi hukum alam yang harus manusia lalui selama hidupnya di dunia, Gelombang dan badai harus dipahami sebagai ladang ujian, problematika hidup merupakan hal tidak bisa dipisahkan dari hidup, pahit getir menjadi bumbu yang harus dirasakan oleh setiap kita, jatuh bangun adalah tangga yang harus dilalui dalam menggapai sebuah cita-cita.
Letih dan lelah tentunya kita rasakan, kita sering merasakan kejenuhan, bosan bahkan tidak peduli dengan kondisi. Namun jangan pernah ada perasaan pesimis apalagi putus asa karena di balik semua itu pasti ada sesuatu yang dapat kita jadikan pengalaman yang berarti. Dan yang kita perlukan adalah berhenti sesaat. Berhenti bukan berarti selesai atau sampai di sini. Berhenti untuk merenungi kembali perjalanan yang telah kita lalui, berhenti untuk memompa kembali semangat beramal, berhenti untuk mencas batrei keimanan kita agar tidak redup. Berhenti untuk kembali memupuk idealisme yang telah terkikis, mengembalikan dan mempertahankannya sampai titik darah penghabisan.
Kita butuh waktu untuk melihat kondisi jiwa kita agar tetap stabil dan tahan dalam menghadapi segalanya. Kita terkadang lupa bahwa ada yang harus kita tengok dalam diri kita, “ruh” kita. Kondisi ruh kita yang selalu membutuhkan suasana yang teduh, tenang sehingga ia menjadi kekuatan yang akan melindungi jiwa kita dari berbagai rintangan yang akan menghalangi kita. Kita memerlukan nuansa ruhiyah yang nyaman agar dapat berpikir jernih dan tetap semangat menjalani hidup ini. Kita butuh ketegaran jiwa dalam menghadapi hiruk pikuk hidup.
Dalam seminggu tentunya ada hari untuk bersitirahat, berhenti dari segala aktifitas rutin dalam bekerja, ini tentunya sangat baik untuk kita merenungi apa yang telah kita capai selama satu minggu kebelakang, dijadikan waktu untuk merenungkan apa yang telah dilakukan selama seminggu, untuk menjadikan minggu yang akan datang lebih baik lagi, lebih semangat lagi berjuang untuk mencapai apa yang dicita citakan, dan apa yang diidam idamkan di dunia dan di akhirat. Selamat berlibur semoga libur menjadikan kita lebih optimis menyongsong masa depan yang lebih baik lagi, dan bisa mempertahankan idealisme yang kita punya. Semoga.

MENGHARGAI SESAMA

Kejadian yang dialami manusia silih berganti kadang ada rasa senang kadang juga ada rasa sedih, suatu waktu ada di atas maka di lain waktu akan ada di bawah, kejadian tersebut bukanlah suatu hal yang aneh atau langka bagi manusia, sebab manusia diciptakan oleh Tuhan berbeda beda.
Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang paling sempurna dihadapan Tuhan, dan yang dijadikan pembanding adalah akal dan pikirannya, akal dan pikiran adalah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya diciptakan Tuhan, dengan akal dan pikiran yang dimilikinya pula antara satu manusia dengan yang lainnya pasti terjadi perbedaan walaupun ditakdirkan lahir sebagai manusia yang kembar.
Dengan perbedaan yang dimiliki oleh sesama manusia maka sikap menghargai  sesama manusia menjadi  hal yang sangat krusial dan sekaligus langka. Ini disebabkan karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang egois selalu ingin menang sendiri, tampa melihat sisi buruk dirinya sendiri.
Banyak hal yang kita tidak sadari sebagai makhluk ciptaan Tuhan, bahwa kita bukan lah sebagai makhluk yang super dan sempurna, sebab setiap manusia pasti mempunyai sisi kelemahan masing masing disamping juga kelebihannya.
Kita tidak bisa membayangkan apabila semua manusia tidak bisa saling menghargai antar sesamanya, tidak bisa menghargai hasil karya dan kinerja orang lain, kedamaian dan kerukunan akan menjadi hal yang sangat langka ditemukan, keributan dan kecemburuan sosial akan tumbuh subur dimana mana, yang berakhir dengan suasana yang tak menentu bagi kehidupan manusia di dunia.
Bentuk penghargaan yang paling diperlukan untuk menghargai hasil karya orang atau menghargai perbedaan antara sesama manusia bukan hanya berbentuk financial semata, Penghargaan yang paling utama adalah dengan sikap toleran yang diberikan. Sikap dan niat baik untuk menghargai sesama manusia, tidak menganggap diri lebih mulia, lebih pintar, serta lebih tahu dari orang lain, menghormati dan selalu menempatkan posisi orang yang ada di hadapan kita sederajat lebih tinggi dari kita, itu semua lebih utama dan tidak bisa dinilai dengan harta yang ada di seluruh dunia sekalipun…semoga rasa hormat semakin tumbuh dalam diri kita..amin.

KETENANGAN JIWA

Masalah hidup yang dihadapi sehari hari banyak menjadi pemicu seseorang menjadi stress, mulai masalah keluarga, karir, ekonomi dan yang lainnya. Apalagi di kehidupan yang serba cepat seperti sekarang ini. Banyak hal yang membuat seseorang merasa tertekan, kecewa dan tegang. Masalahnya tinggal pada intensitas. Bila stress itu terjadi terus menerus akan menjadi distress yang berujung pada depresi. Pada tingkat ini penderita kerap melakukan tindakan di luar akal sehat, bisa menjadi gila, bahkan tidak sedikit yang berujung dengan bunuh diri. Pertanyaannya apakah kita harus menghindar dari masalah? Jawabannya tentu tidak, sebab sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak akan terlepas dari masalah.
Banyak orang yang berdalih melupakan masalah dan mencari ketenangan jiwa, melakukan hal hal yang justru dilarang oleh Allah, Swt. Berjam jam nongkrong di tempat hiburan, menenggak minuman keras, sampai terjerembab ke jurang narkoba, hal hal seperti itu alih alih ingin mencari ketenangan jiwa dan melupakan masalah, yang terjadi malah sebaliknya yaitu menghancurkan jiwa dan menambah masalah sebab ketenangan yang dicapai dari hal hal seperti itu hanya ketenangan yang semu dan sekejap saja.
Islam sebagai Agama Rahmatan lilalamin, tentunya selalu siap memberikan solusi untuk menghadapi tekanan hidup dan mencapai ketenangan jiwa, bagi orang orang yang beriman tentunya tidak ada istilah kata stress. Sebab orang orang yang beriman ketika menghadapi permasalahan, yang dikedepankan adalah kepercayaan akan kasih sayang Allah Swt. Mereka percaya apabila diberikan cobaan hidup merupakan ujian untuk mancapai tingkatan derajat yang lebih tinggi dalam keimanan dan kehidupannya, sehingga mencari solusi untuk permasalahannya dengan jalan berusaha dan lebih mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta.
Orang yang beriman juga selalu berusaha mengatakan yang benar itu benar sekalipun pahit dirasakan, dia tidak peduli dengan cemoohan orang orang disekitarnya, asal berkeyakinan bahwa apa yang dilakukan dan apa yang dikatakan benar dan ikhlas karena Allah Swt. Dan dia akan senantiasa memohon ampun atas segala dosa dosa yang telah diperbuatnya.
Untuk mendapatkan ketenangan jiwa dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi di dunia ini Islam menganjurkan untuk selalu menjaga silaturahmi antara sesama manusia, serta selalu menyayangi orang orang miskin yang ada di sekitar peduli dengan nasib yang dihadapi mereka dan senantiasa membantu mencarikan solusi untuk masalah kehidupan yang mereka hadapi, dan dalam pergaulan sosial seorang yang beriman tentunya akan lebih melihat ke bawah dari pada melihat ke atas yang justru akan membuat tekanan hidup akan semakin hebat.
Dan yang tak kalah pentingnya untuk mencapai ketenangan jiwa, sebagai Umat Islam, membaca dan mendengarkan serta menghayati ayat ayat Alquran merupakan hal yang perlu dilakukan setiap hari, sebab Al Quran merupakan wahyu Ilahi yang menjadi tuntunan hidup bagi orang yang beriman, dan di dalamnya terdapat pelajaran yang tak terhingga, sehingga mendengarkan serta membacanya akan menjadikan rasa tenang bagi jiwa. Wallohualambishowab….

COBAAN

Cobaan tentunya bukan hal yang indah untuk dijalani, tetapi cobaan dengan kesenangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, dan dua duanya sama pentingnya. Tidak mungkin seseorang menjalani hidupnya selamanya ada dalam kesenangan pun sebaliknya mustahil seseorang hidupnya selamanya ada dalam kesedihan, jika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, ketika kita berada didasar putaran roda, hanya ada satu arah berikutnya berputar naik keatas. Sesuatu yang perlu kita syukuri. Justru orang-orang yang diataslah yang perlu ketakutan. Karena dipuncak roda, hanya ada satu arah berputar turun kebawah.

Dulu Saya pernah bercerita tentang romantisme masa kecil yang tidak begitu indah. (dalam tulisan di Foto Ibu) Namun hal itu saat ini saya syukuri. Karena hal itu yang membuat saya menjadi lebih kuat. Dulu, ketika peristiwa itu terjadi, yang ada cuma rasa iri, dendam, caci maki atas ketidakadilan Tuhan. Namun sekarang saya hanya bisa bicara, Maha Adil wahai Engkau Pemilik Semesta.

Seorang teman pernah bicara, musibah yang hadir bertubi-tubi, dan menyentuh seluruh lini kehidupan kita : keluarga, cinta, rejeki, dll, itu adalah pertanda Tuhan tengah memberikan kesempatan kita untuk upgrade, untuk masuk ke tahap berikutnya yang lebih tinggi.  Bahwa ketika musibah dan cobaan itu datang, itu pertanda bahwa dimata Tuhan, kita sudah layak naik ke tahap pemahaman berikutnya, jika kita mampu melaluinya dengan baik.

Bahkan sang teman menegaskan bahwa cobaan kesedihan kadang diperlukan untuk melanjutkan hidup..maka BERSYUKURLAH...

CIRI CIRI ORANG CERDAS

Bagaimana Menurut Anda Orang yang cerdas?

Apakah dia seorang dengan pendidikan Formal yang tinggi, ataukah Orang tersebut mempunyai pengalaman yang luas, atau bahkan dia seorang yang buta huruf dan tidak pernah mengenyam bangku sekolah sama sekali ? Mungkin anda mempunyai kriteria – kriteria tersendiri tentang orang Cerdas, dan tentu saja apabila orang menganggap kita sebagai orang Cerdas kitapun akan merasa bangga, bukan begitu. ?
Bagaimana jika anda pergi ke dokter, kemudian sang dokter memberikan penjelasan tentang penyakit anda dengan gaya bahasa seorang ahli kedokteran dengan tingkat kesulitan yang susah dipahami oleh sang pasien. Atau mendapatkan penjelasan tentang dunia IT oleh ahli IT misalkan dengan gaya bahasa yang “melangit” (teknis detail) sehingga anda sendiri susah untuk memahaminya, Ataukah seorang Akuntan terkenal menjelaskan kepada kita yang awam tentang kondisi ekonomi global saat ini dengan gaya bahasa yang sedemikian luar biasa sehingga kita hanya melongo dan tengok kanan – kiri tanpa tahu makna apa yang dibicarakannya ? Apakah ini yang disebut seorang yang CERDAS, ataukah menurut anda ini yang dimanakan tingkat kecerdasan yang jauh diatas kita sehingga kita yang awam akan sesuatu hal tidak mengerti dengan apa yang dikemukakan oleh mereka semua itu.
Pernah dengar orang yang bernama MUHAMMAD ? pasti semua orang didunia ini pernah dan tahu siapa Muhammad itu. Ya, dia adalah Nabi yang membawa ajaran Islam yang saat ini mungkin menjadi agama mayoritas di Indonesia atau bahkan di dunia (tidak tahu klo di dunia lain apa juga menjadi mayoritas). Apakah menurut anda Beliau ini termasuk orang Cerdas, kalau saya menganggapnya ya, mengapa demikian. Terbukti dengan efek yang diberikan dari ajaran yang disampaikannya sungguh luar biasa sampai mendunia. Terlepas itu adalah ajaran yang memang ditakdirkan seperti ini, yang ingin saya tampilkan adalah bagaimana cara beliau ini menyampaikan kepada semua orang.
Pada awalnya beliau ini tidak menjelaskan sesuatu secara mendalam dan sangat detail, akan tetapi hanya dengan bahasa sederhana yang bisa dimengerti oleh banyak orang.  Apakah beliau ini suka beranalogi untuk menjelaskan sesuatu ? tidak juga menurut saya. Kecenderungan beliau ini menjelaskan sesuatu dengan melakukannya, karena tidak semua orang mengerti gaya bahasa seseorang, arah dan maksud pembicaraannya jadi jika dilakukan terlebih dahulu orang bisa sementara menirunya setelah itu mempelajari lebih detail.
Hal – hal seperti ini yang sering kita lupakan, bahwa kita tidak selalu berada di ruang lingkup masyarakat dengan tingkat intelegensia atau background pendidikan dan wawasan yang sama. Sehingga kita perlu berpikir cukup keras untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain dan orang lain bisa mengerti penjelasan kita.  Selamat mencoba untuk “membumi” jangan terus “melangit” karena di langit belum tentu banyak orang, mungkin yang banyak hanyalah benda – benda yang melayang yang sudah tidak memerlukan penjelasan anda.

KASIH SAYANG

KASIH SAYANG
Ditulis Oleh: Misbah


Sering kita merasa prustasi dan berputus asa ketika menghadapi suatu persoalan, berusaha sekuat tenaga berdoa sekhusu mungkin untuk bisa mencapai yang diharapkan.
Tapi doa tinggal doa, usaha tinggal usaha keadaan masih belum berubah, sering kita bertanya dimana kasih sayang Allah kepada kita? padahal sesuai dengan janjinya "berdoalah kamu, niscaya akan kukabulkan". 
Disini lah letak pangkal masalah yang banyak orang belum bisa mengungkapnya, kebanyakan hanya bisa mengeluh dan memvonis Jika Allah tidak sayang pada kita, padahal perlu diingat Kasih Sayang Allah bukan hanya terletak pada pemberianNYA saja, tetapi Kasih Sayang Allah ada di dalam penundaan pengabulan doa kita yang dimintakan, seperti halnya seorang ibu yang menolak permintaan anaknya untuk dibelikan petasan, sang ibu bukannya tidak sayang pada si anak tapi justru dengan penolakannya ia  menunjukan betapa sayangnya ia pada si anak.

JANGAN TAKUT UNTUK JUJUR

JANGAN TAKUT UNTUK JUJUR
Ditulis Oleh: Misbah
Suatu ketika saya membelikan anak suatu mainan yang lumayan mahal, dengan sangat gembira ia menunjukan mainan tersebut kepada kawan kawannya, sepulangnya ke rumah mainan tersebut rusak, saya sempat merasa kesal. Tetapi setelah dia becerita penyebab mainan tersebut rusak dikarenakan terjatuh oleh dia sendiri dan dia mengakui apa adanya serta meminta maaf, saya jadi luluh dengan kejujurannya.
Sering kali kita menemukan dalam kehidupan sehari hari selalu banyak yang kurang jantan mengakui kesalahan dan dengan gentle meminta maaf, sehingga berusaha mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahannya. Kejujuran diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan inpormasi apa adanya sesuai dengan kenyataan yang terjadi, dan kejujuran harus mulai ditanamkan sejak awal dan dalam segala aspek kehidupan.
Kejujuran merupakan faktor penting bagi seorang manusia. Kejujuran tidak bisa dinilai dengan apapun. Tetapi saat ini orang orang yang berani berkata jujur, berani memegang aturan apa adanya sangat sulit untuk bisa berkembang. Ketidak jujuran sudah menjalar ke semua sendi kehidupan masyarakat, dari mulai tukang beca sampai pejabat. Orang sudah tidak memperdulikan dengan aturan, tidak memperdulikan dengan syari'ah yang seharusnya selalu jadi tuntunan.Sekarang lebih dihargai orang yang berduit tidak peduli akhlaknya seperti apa dari pada orang punya kejujuran, orang yang jujur selalu dibatasi ruang geraknya supaya tidak bisa mengemukakan kebenaran dan informasi yang sebenarnya terjadi, orang yang jujur selalu diberangus, dipenjara, bahkan tidak sedikit yang sampai dilenyapkan dari muka bumi.
Bahayanya penyakit kemunapikan (tidak jujur) sangat lah besar, sebab dalam sejarah Rasul pun pernah kalah dalam perang Uhud yang disebabkan oleh sikap orang orang munapik yang tidak mematuhi perintah Rasul dan tergiur oleh harta rampasan perang yang tidak seberapa, sehingga akhirnya dikalahkan oleh Tentara kaum kafir. Ketidak jujuran bisa mengerogoti semua sendi aspek kehidupan berbangsa,bisa menimbulkan korupsi dimana mana, menimbulkan Kolusi dan Nepotisme, yang pada akhirnya bisa membawa kehancuran bagi bangsa dan negara tercinta.
Tetapi dengan semangat untuk menegakan kebenaran dan menunjukan pada dunia bahwa dengan kejujuran tidak akan jatuh pada jurang kemiskinan, dengan kejujuran tidak akan menjadi penghambat bagi perkembangan seseorang dan yakin akan pertolongan Allah Swt. marilah kita selalu berusaha jujur dalam berbagai sendi kehidupan, jujur dalam berpikir, jujur dalam berkata serta jujur dalam bertindak dengan memegang aturan apa adanya tidak tergiur dengan iming iming dunia yang tidak seberapa, dan mau untuk berkata yang sebenarnya terjadi….!, Jangan pernah takut untuk menghadapi kenyataan yang terjadi….jika itu BENAR..!!!”. Yakin Allah beserta Orang yang JUJUR.

SUMPAH JABATAN

SUMPAH JABATAN
Ditulis Oleh: Misbah

“Demi Allah ! Saya bersumpah:
Ø  Bahwa saya, untuk diangkat dalam jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung, dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan memberi  sesuatu kepada siapapun juga;
Ø  Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
Ø  Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;
Ø  Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dan dari siapapun juga, yang saya tahu atau patut dapat mengira, bahwa ia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;
Ø  Bahwa saya dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa akan lebih mementingkan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri atau golongan;
Ø  Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri;
Ø  Bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara”.

Itulah kata kata sumpah yang wajib diucapkan seorang PNS ketika menduduki suatu jabatan dan sumpah tersebut diucapkan di depan atasan yang berwenang untuk mengambil sumpahnya, dilakukan dengan cara didampingi oleh seorang rohaniwan dan disaksikan sekurang kurangnya dua orang saksi.
Pejabat yang mengambil sumpah/janji mengucapkan susunan kata-kata sumpah kalimat-kalimat dan diikuti oleh Pegawai Negeri Sipil yang mengangkat sumpah/janji. Pada waktu pengucapan sumpah semua hadirin dalam upacara itu berdiri.
Dilihat dari kata –kata dan tata cara pengambilan sumpah jabatan tergambar betapa penting dan sakralnya sumpah yang diucapkan oleh pejabat yang diambil sumpah/janjinya. Diawali dengan ucapan “Demi Allah” untuk penganut agama Islam, diakhiri dengan ucapan “Semoga Tuhan menolong soya”, untuk penganut agama Kristen Protestan/Katolik, diawali dengan ucapan “Om Atah Parama Wisesa”, untuk penganut agama Hindu, diawali dengan ucapan “Demi Sang Hyang Adi Budha”, untuk penganut agama Budha.
Bagi kita sebagai umat Islam kata kata yang dimulai dengan Demi Allah adalah suatu janji yang tertinggi dan tidak boleh dilanggar, Bersumpah untuk kepentingan sesuatu yang disyari’atkan dalam Islam. Allah SWT berfirman, ”Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun“. (QS. Al-Baqarah [2]: 225). Oleh karena itu bagi yang telah bersumpah atas nama Allah untuk sesuatu, al-Quran menyerukan agar memelihara sumpah itu “Dan jagalah sumpahmu” (QS.Al-Maidah: 89).
Kalau kita perhatikan poin demi poin dalam sumpah jabatan yang diucapkan oleh seorang pejabat pada awal menduduki jabatannya, dan apabila sumpah tersebut diemplementasikan dalam masa mengemban amanah dalam jabatannya,  sangatlah ideal untuk menjadi seorang pejabat yang diharapkan untuk membawa perubahan untuk negeri ini, supaya bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tetapi banyak yang menganggap sumpah tersebut hanya sebagai seremonial dalam mengawali suatu jabatannya, sehingga setelah sumpah diucapkan semua berlalu bagaikan debu yang ditiup angin tidak berbekas dan tidak bisa mewarnai dalam keseharian dalam masa mengemban amanahnya. Sangat banyak poin yang rentan untuk dilanggar dalam sumpah yang diucapkan, poin yang pertama yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan jabatan tersebut dengan diawali dengan Demi Allah ia menyatakan tidak menjanjikan sesuatu apapun juga kepada siapapun baik secara langsung maupun tidak langsung, ini jelas sangatlah rentan untuk dilanggar, sebab untuk mendapatkan suatu jabatan tidak sedikit orang yang grasak grusuk kesana kemari yang terkadang menghalalkan segala cara (menyuap) untuk mendapatkannya.
Poin keempat yang meyatakan selama memangku jabatan yang dimaksud orang yang diambil sumpahnya menyatakan: Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dan dari siapapun juga, yang saya tahu atau patut dapat mengira, bahwa ia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya; Kalau saja semua menjalankan poin ini niscaya semua praktek suap akan musnah dari muka birokrasi Negara kita tercinta. Tapi sayang masih banyak yang lupa pada poin sumpah ini.
Dalam poin kelima yang menyatakan: Bahwa saya dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa akan lebih mementingkan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri atau golongan; mementingkan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan sangatlah mulia, dengan sikap seperti itu akan tercipta suatu birokrasi yang bersih, seperti halnya ketika seleksi awal untuk menjadi seorang PNS, dengan system seleksi yang jujur dan adil pastinya akan menghasilkan generasi Abdi Negara yang bersih dan terbebas dari KKN, tapi pada kenyataannya masih banyak yang mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya, tak peduli kualitasnya seperti apa kalau ada ikatan saudara atau kedaerahan plus uang pelicin dijamin bisa lulus jadi PNS, sekalipun praktek seperti ini sekarang sudah sangat terbatas ruang geraknya, dan kita semua berharap praktik seperti ini musnah dari muka bumi.
Pada poin ketujuh menyatakan : Bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara” Pejabat dan pegawai yang jujur merupakan pondasi utama bagi menciptakan pemerintahan yang bersih, sebab kejujuran adalah modal utama dalam melakukan segala hal, kejujuran datangnya dari hati, ia akan senantiasa melakukan segala sesuatu dengan rasa tanggungjawab yang tinggi, tidak peduli ada atau tidak adanya peluang untuk berbuat curang. Bekerja dengan semangat untuk kepentingan Negara sekarang ini sudah banyak yang dirubah menjadi bekerja dengan semangat untuk kepantingan uang dan uang sehingga dalam melakukan segala sesuatu selalu money oriented, segala diukur dari besar kecilnya upah yang diterima, dalam melakukan tugas selalu dilihat ada atau tidaknya profhit yang bisa diterima.

Bagi PNS atau pejabat yang telah diambil sumpahnya dan kemudian dia melanggar sumpahnya tentu ada konsekwensi yang harus diterimanya. Dari mulai pemberhentian baik secara hormat atau tidak hormat sampai pada kurungan penjara, itu baru hukuman di dunia belum lagi hukuman di akhirat yang akan diterima bagi pelanggar sumpah. Oleh sebab itu jangan lah mencoba mempermainkan sumpah yang telah diucapkan.
Semoga kita semua yang telah mengucapkan sumpah kembali bisa merefresh semangat dan spirit yang terkandung dalam sumpah yang diucapkan, kita juga senantiasa sadar bahwa di dalam sumpah ada tugas yang harus ditunaikan, dan dalam tunjangan jabatan yang diterima ada amanah yang harus dipertanggung jawabkan. 

SENYUM

Sahabat..ketika kepasrahan jiwa kita telah mencapai titik tertinggi, semuanya sudah dipasrahken kepada Allah, keyakinan akan pertolongan Allah yang telah bulat, keyakinan yang mantap bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan, maka tersenyumlah, lapangkanlah dada kita, lepaskan semua beban pikiran.

Sesungguhnya senyuman akan sangat bermanfaat bagi kita, senyuman yang muncul karena kepasrahan, senyuman yang dilakukan dengan keikhlasan, ketundukan dan keyakinan yang mantap akan pertolongan dari Allah akan membantu kita untuk menikmati hidup ini.

Sungguh dahsyatnya efek dari senyuman itu, senyum tanda ketentraman jiwa, senyum tanda optimisme, senyum tanda kebahagiaan. Apa gunanya kita bermuram durja, apa gunanya kita cemberut, bermuka masam sambil terus menerus menyesali, meratapi ujian atau cobaan yang menghampiri kita, bukankah dengan seperti itu akan malah menguras tenaga kita, pikiran kita, jiwa-jiwa kita menjadi galau, pikiran kita menjadi kacau dan cuma lelah, lelah dan lelah yang kita dapat, dan akan merusak badan serta pikiran kita. Alangkah ruginya kita ketika kita terlalu mendramatisir kesulitan yang kita hadapi. Kesulitan yang sebenarnya hanya ringan menjadi berat dan menghimpit karena kita terlalu mendramatisirnya serta mengannggapnya sulit, energi kita terkuras untuk mengangkat beban yang sebenarnya ringan.

Alangkah indahnya ketika kita mampu menghadapi segala kesulitan dan cobaan itu dengan tersenyum, dengan lapang dada dan jiwa yang ikhlas, karena jiwa seseorang yang murah senyum akan memacu diri kita untuk dapat menikmati kesulitan, akan mampu mendorong otak kita berpikir jernih untuk menyelesaikan permasalahan. Senyuman akan mampu menjaga stock energy positif kita agar tidak habis terkuras untuk menghadapi permasalahan, karena sesungguhnya ujian dan cobaan itu adalah sebuah keniscayaan. Sahabat..simpanlah energy yang tersisa itu, hematlah dia agar kita mampu bertahan dalam menjalani perjalanan-perjalanan hidup kita.

Sahabat, tersenyumlah karena orang yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi orang yang paling mampu berbuat, orang yang sanggup memikul tanggung jawab, orang yang paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan, serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Sahabat tebarkanlah juga senyummu untuk saudaramu, karena senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. Berikanlah sebuah senyum yang penuh ketulusan, senyum yang benar-benar timbul dari hati kita. Seberat apapun permasalahan yang kita hadapi, maka tetaplah tersenyum, tetaplah tebarkan senyummu karena senyummu itu adalah obat dari kesedihanmu. Tertawalah dan tersenyumlah dengan wajar, dengan ketulusan, bukan tertawa dan tersenyum tanda kesinisan. Tertawa dan tersenyumlah sesuai kewajaran dan jangan berlebihan karena terlalu banyak tertawa juga akan mematikan hati.

Sahabat…yakinlah bahwa kemudahan itu pasti akan datang, tersenyumlah karena itu adalah tanda keceriaan, ujung rasa suka cita serta kegembiraan. Tersenyumlah, karena senyummu adalah kekuatanmu, dan tersenyumlah karena harapan itu masih ada. Selama kita masih diberi kekuatan untuk bernapas masih ada harapan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi. Maka …TERSENYUMLAH…

Hikmah Kematian

Sebuah Karya dari Harun Yahya.



Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

Membiasakan Diri Berbuat Kebaikan

Ditulis Oleh : Misbah.



Perbuatan baik yang dilakukan oleh setiap manusia akan selalu mendatangkan ketenangan dalam jiwa. Tidak ada akibat bagi orang yang selalu berbuat baik kecuali kebaikan dan kebahagiaan yang akan dia dapatkan, cepat atau lambat balasan kebaikan itu akan datang. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk berbuat baik dari mulai dengan hal hal yang beripat sepele seperti tersenyum pada orang lain dan membuang sampah pada tempatnya, sampai dengan kebaikan yang bersipat besar. Berbuat baik bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Hal yang paling sulit dalam berbuat baik adalah memulainya, karena memulai suatu pekerjaan atau kebiasaan lebih sulit daripada meneruskannya atau membiasakannya. Seperti halnya kita mendorong mobil yang mogok, kita akan merasa kesulitan ketika memulai mendorongnya mobil akan terasa berat untuk digerakan, tetapi apabila roda mobil telah mulai berputar maka beban mobil sepeti berkurang dan sangat mudah digerakan, walau hanya dengan satu orang. Begitupun dalam berbuat kebaikan akan terasa sangat kesulitan apabila kita akan memulainya, tetapi apabila sudah mulai dibiasakan maka akan terasa mudah dan menjadi kebiasaan serta menjadi tuntutan diri.

Kita sebagai orang Islam sudah semestinya selalu berkeinginan untuk memperbaiki diri, menambah kualitas diri, dan menjaga kestabilan iman kita. mengamalkan amalan sholeh yang benar-benar di contohkan oleh Syariah tanpa menambah dan menguranginya. dengan mencari ilmu dan mempraktekannya.

Semangat dan iman selalu naik turun. ketika kita sedang semangat dan iman kita sedang naik, maka kita sangat ingin melakukan amalan ibadah yang banyak dan selalu berkeinginan untuk berbuat kebaikan. akan tetapi jika iman kita sedang turun, maka terasa malas untuk melakukan ibadah yang banyak, begitu kuga akan terasa malas untuk berbuat kebaikan kepada orang lain.

Untuk menjaga kebiasaan diri dalam berbuat kebaikan tentunya kita senantiasa untuk menjaga kestabilan Iman dalam diri, selalu membiasakan dengan memulai dari hal hal yang terkecil seperti selalu memberikan senyuman kepada orang kita jumpai, menunjukan keriangan dan semangat dalam diri. Perbuatan baik yang bersipat kecil tetapi dilakukan dengan cara terus menerus akan sangat berarti bagi diri untuk bisa melakukan kebaikan yang lebih besar.



“ Kita harus senantiasa berbuat baik kepada sesama. Setiap kali anda melakukan kebaikan untuk orang lain, anda akan merasakan kepuasan batin dan kebahagiaan. “